LABEL

KARTUN (87) KARIKATUR (40) ILUSTRASI (28) POSTER (25) PENSIL (21) klaten komik (20) WS RENDRA (10) SKETSA (7) TULISAN (6) YANG (6) PUISI 2 (5) PUISI (4) KAOS T SHIRT (2)

untuk anak neger

Jumat, 13 Februari 2009

Keterasingan Semut Hitam


Ketika lagi asyiknya mendengarkan alunan suara musik kiai kanjeng tiba-tiba saya dikagetkan oleh gigitan kecil tepat dileher bagian belakang. Kemudian secara reflek tangan kanan saya langsung menuju kearah dimana saya merasakannya. Dengan ujung jari dan ibu jari tangan, saya mendapatkan seekor semut kecil. Agak sedikit menggeliat memang semut itu kemudian cepat saya letakkan dilantai. Semut itupun segera menggerakkan kaki-kakinya menelusup dibalik tikar. Ya dibalik tikar yang terbuat dari jalinan daun pandan semut itu berlindung .Masih saja pandangan mata saya tertuju pada kali pertama saya meletakam semut itu dilantai.

Sungguh didalam pikiran saya terus terjadi semacam pertentangan, kenapa saya harus melepaskan semut yang menggigit leher saya tadi dan tidak membunuhnya. Walau kalau hanya untuk membunuh toh sangatlah mudah tinggal saya jepit dengan sedikit tenaga pun sudah akan mati. Dan semut itu pun sekarang dalam kesendirian, karena tidak tampak oleh mata pandang saya selain satu semut yang menggigit leher saya tadi. Dia sekarang menjadi sangat terasing, bisa saja semut itu sebenarnya terbawa dari tempat tinggal saya. Sehingga ia tidak menemukan komunitasnya yang selama ini hidup bersama.

Sekarang semut itu menjadi hidup sendiri, menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan mengawali pemenuhan kebutuhannyapun sekarang menjadi tidak bergantung pada semut yang lain. Dan saya sebagai mahluk yang paling bertanggung jawab terhadap kesendirian semut karena turut andil didalam menciptakan kesendirian si semut tadi. Pikiran itu terus saja tidak segera beranjak pergi dari kepala saya. Dan menjadikan ketidak nyamanan, urat saraf menjadi tegang. Segera saya ambil jurus jitu untuk menenangkannya. Tanggung jawab sebuah susunan kata yang teramat sangat beratnya. Bisa jadi kemauan semut itu sendiri untuk menjadi terasing, seandainya semut itu tidak menggigit leher mustahil ada keterasingan. Jadi saya tidak akan pernah memikirkan untuk ikut bertanggung jawab terhadap keteransingannya. Karena akibat menjadi ada oleh adanya sebab, dan keterasingan itu ia ciptakan dengan gigitan dileher saya.

Dan seandainya semut itu terbunuh oleh jari-jari tangan inipun bagaimana dengan meraka yang ditinggalkan . apakah mereka tidak merasakan kehilangan. Atau mereka terus berharap untuk bertemu lagi sedang semut itu sudah tidak mungkin lagi akan kembali menemui mereka. Menjadikan mereka mengharapkan sesuatu yang tak mungkin bukankah sama dengan keterasingan itu sendiri. Dan itu merupakan suatu keterasingan kelompok, karena mereka adalah anaknya, adik ataupun kakak dari si semut itu, dan komunitasnya. Semakin bertambah lengkaplah kecemasan-kecemasan dan ketidak nyamanan dalam diri ini. namun, bukankah manusia itu sendiri merupakan mahluk asing yang hidup di muka bumi ini...?***

Tidak ada komentar:

Blogger news

Blog Archive